KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat
Allah SWT karena atas berkah dan taufiq-Nyalah sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Salam dan salawat tak pula kita kirimkan kepada
junjungan kita Rasulullah SAW kepada keluarga, sahabat, dan kaumnya yang masih
mengengam risalah beliau.
Penulis pun jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu tegur sapa dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Makalah ini dapat selesai atas
bantuan teman-teman sekalian dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen ................................................yang telah memberikan kami tugas dan
tanggung jawab sehingga kami bisa mendapatkan ilmu yang tak ternilai harganya.
Semoga bantuan yang telah diberikan
kepada kami Allah SWT membalasnya dengan
berlipat ganda. Amin
Penulis
KELOMPOK
1
ii
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................... iii
BAB
1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
·
Latar
Belakang ....................................................................................................... 1
·
Rumusan
masalah................................................................................................... 2
·
Tujuan
penulisan..................................................................................................... 2
·
Manfaat
.................................................................................................................. 2
BAB
2 PEMBAHASAN......................................................................................................... 3
·
Pengertian
Ekosistem dalam ruang lingkup ekologi............................................... 3
·
Komponen
Ekosistem ............................................................................................. 4
·
Hubungan
antar komponen Ekosistem .................................................................. 4
·
Energi
dalam Ekosistem ......................................................................................... 5
·
Siklus
Biokimia dalam Ekosistem ........................................................................... 7
·
Satuan
makhluk hidup Ekosistem ........................................................................... 10
·
Tipe-tipe
Ekosistem ................................................................................................ 17
BAB
3 PENUTUP ................................................................................................................. 24
·
Kesimpulan
............................................................................................................. 24
·
Saran........................................................................................................................ 26
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................................. 27
iii
|
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makhluk hidup dalam perkembangan dan
pertumbuhannya tidak dapat hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya
dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk
yang lain selalu berhubungan dan mengadakan kontak yang saling menguntungkan.
Tetapi ada juga sebagian kecil mahkluk hidup yang selalu merugikan makhluk
lain, biasanya makhluk ini disebut sebagai parasit.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi
timbal-balik jasad individu, di antara dan di dalam populasi spesies yang sama,
atau di antara komunitas populasi yag berbeda-beda dan berbagai faktor non
hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan yang efektif
tempat hidup jasad, populasi atau komunitas itu. Lingkungan efektif itu
mencakup kesaling terikatan pada
interaksi antara jasad hidup itu sendiri. Kaji ekologi itu memungkinkan kita
memahami komunitas itu secara keseluruhan. Guna memastikan kenyataan ini, perlu
kiranya diadakan berbagai percobaan di lapangan, di laboratorium atau di kedua
lingkungan itu sekaligus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih
relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Ekologi sendiri mencakup suatu
keterkaitan antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi,
seperti tumbuhan dan sinar matahari, tanah dengan air, yang pada umumnya
dikatakan sebagai hukum alam yang berimbang dan biasa disebut ekosistem.
Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelolah oleh alam dan mereka saling
berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral, bekerjasama, menyesuaikan
diri, bertentangan bahkan saling menguasai. Akan tetapi pada akhirnya antara
kekuatan-kekuatan tersebut terjadi keseimbangan.
Untuk mengetahui keterkaitan atau interaksi
antara komponen abiotik dengan biotik serta hubungan antara kedua komponen
tersebut maka percobaan ini layak dilakukan, karena untuk mengetahui hubungan
antara kedua komponen tersebut butuh suatu pengamatan di lapangan.
1
|
B.
Rumusan
masalah
Ø Apa pengertian Ekosistem dalam ruang lingkup
ekologi ?
Ø Sebutkan Komponen Ekosistem?
Ø Bagaimana Hubungan antar komponen Ekosistem ?
Ø Apakah Energi dalam Ekosistem ?
Ø Jelaskan Siklus Biokimia dalam Ekosistem ?
Ø Apakah Satuan makhluk hidup Ekosistem ?
Ø Definisikan Tipe-tipe Ekosistem ?
C.
Tujuan Penulisan
Ø Untuk mengetahui pengertian Ekosistem dalam
ruang lingkup ekologi.
Ø Untuk mengetahui Komponen-komponen Ekosistem.
Ø Untuk mengetahui Hubungan antar komponen
Ekosistem.
Ø Untuk mengetahui Energi dalam Ekosistem.
Ø Untuk mengetahui Siklus Biokimia dalam
Ekosistem.
Ø Untuk mengetahui Satuan makhluk hidup
Ekosistem.
Ø Untuk mengetahui Tipe-tipe Ekosistem.
D.
Manfaat
Adapun
manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah:
Ø Manfaat teoritis, untuk mengembangkan
pengetahuan tentang ekologi ekosistem.
Ø Memberikan pengertian kepada masyarakat umum
tentang pentingnya menjaga semua jenis-jenis ekologi demi mencapai kehidupan
yang lebih baik.
2
|
BAB
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian
ekosistem dalam ruang lngkup ekologi
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang
lainnya. Ekologi berasal dari kata Yunani oikos
("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam
ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Adapun konsep
ekologi adalah Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem yang harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan
memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem
mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya
yaitu organisme dan populasi. Dengan
demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung
mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari
bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang
terakhir manusia.
Ciri-ciri ekosistem adalah sebagai berikut:
·
Memiliki
sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi pada
ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal.
·
Populasi
makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik.
·
Terdapat
daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya.
·
Terdapat
aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
3
|
B.
Komponen Ekosistem
a. Komponen
Biotik
Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait antara
organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya. Merupakan
bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi yang berinteraksi
dengannya. Contoh dampak faktor biotik pada suatu lingkungan adalah
penyerbukan bunga oleh angin. Komponen biotik dapat dibagi berdasarkan
fungsinya, antara lain:
Ø Produsen, semua makhluh hidup yang dapat membuat
makanannya sendiri. Contohnya: makhluk hidup autotrof, seperti tumbuhan
berklorofil.
Ø Konsumen,
semua makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai sumber energinya.
Berdasarkan jenis makannya konsumen dibagi menjadi:
a)
Herbivor, konsumen yang memakan tumbuhan.
Contohnya:sapi, kambing, dan kelinci.
b)
Karnivor, konsumen yang memakan hewan
lain.
Contohnya: harimau, serigala, dan macan
c)
Omnivor, konsumen yang memakan tumbuhan dan hewan.
Contohnya: manusia dan tikus.
Ø Dekomposer atau pengurai, semua makhluk hidup yang
memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal
dari makhluk hidup yang telah mati. Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing.
b. Komponen Abiotik
Merupakan semua bagian tidak hidup dari
ekosistem. Peranan komponen abiotik untuk makhluk hidup adalah sebgai berikut,
v Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang
biak bergantung pada beberapa factor fisika dan kimia di lingkungannya.
v Sebagai factor pembatas, faktor yang membatasi
kehidupan organisme. Contohnya, jumlah kadar air sebgai faktor pembatas yang
menentukan jenis organisme yang hidup di padang pasir.
Komponen abiotik pada ekosistem diantaranya:
air, cahaya matahari,oksigen, suhu, dan tanah.
C. Hubungan Antarkomponen Ekosistem
a. Hubungan Makan
Suatu interaksi dalam ekosistem yang
menyediakan nutrisi untuk setiap
makhluk hidup yang sangat diperlukan untuk
pemeliharaan diri, pertumbuhan,
dan perkembangbiakan.
·
Nutrisi
Autotrof, Makhluk hidup
tertentu yang dapat mensintesis
4
|
·
Nutrisi
Heterotrof, hubungan makan
diantara makhluk hidup yang
bergantung pada makhluk hidup yang lain
sebagai sumber energinya.
·
Saprofit, makhluk hidup yang menggunakan bahan organik
dari
organisme yang telah mati sebagai sumber
makanannya.
·
Herbivor,
makhluk hidup pemakan tumbuhan
·
Karnivor,
makhluk hidup pemakan hewan lain
·
Omnivor,
makhluk hidup pemakan segala.
b. Hubungan Simbiosis
Hubungan dua organisme yang hidup bersama
dalam suatu hubungan nutrisi yang erat. Beberapa jenis simbiosis antara lain:
Simbiosis
|
Organisme A
|
Organisme B
|
Contoh
|
Mutualisme
|
+
|
+
|
Lumut kerak, antara ganggang dan jamur
|
Komensalisme
|
+
|
0
|
Hiu dan ikan remora
|
parasitisme
|
+
|
-
|
Benalu dengan tumbuhan inang
|
c.
Hubungan
Kompetisi
Hubungan persaingan antar makhluk hidup untuk
mempertahankan hidupnya.
Dalam ekosistem dikenal istilah
·
Habitat, tempat suatu organisme dapat hidup dan
menyediakan semua
hal yang dibutuhkan oleh organisme tersebut.
·
Relung
(niche), cara hidup suatu organisme.
Kompetisi tidak terjadi jika
organisme-organisme menempati relung yang
berbeda, walaupun habitat dan jenis makannya
sama.
D. Energi dalam ekosistem
1. Manifestasi Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat
memanifestasikan berbagai bentuk radiasi cahaya, bentuk energi panas, energi
ikat kimia (energi potensial), energi mekanik dan energi listrik. Perilaku
energi di alam bebas mengikuti Hukum Termodinamika sebagai berikut:
i.
Hukum termodinamika I disebut Hukum Kekekalan Energi
I/ Hukum konservasi Energi, yang mengemukakan bahwa energi dapat diubah dari
satu bentuk ke bventuk yang lain, tetapi tidak pernah terjadi yang baru atau
hilang. Misalnya cahaya adalah satu bentuk energi yang dapat diubah ke dalam
bentuk energi panas, atau energi ikat kimia dalam bahan makanan tetapi tidak
ada yang hilang.
ii.
5
|
Pada
hakikatnya manifestasi kehidupan yang dinyatakan dalam rangkaian
perubahan-perubahan seperti membuat makanan (sintesis bahan organis), bernafas,
tumbuh, berkembang, bergerak, semuanya hanya dimungkinkan oleh adanya
perpindahan dan perubahan energi. Dapat dikatakan bahwa manifestasi kehidupan
adalah salah satu dari berbagai bentuk manifestasi energi.
2. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
·
Rantai makanan, merupakan
proses makan dan dimakan di antara organisme dengan urutan satu arah yang
mengakibatkan terjadinya perpindahan energi dari satu organisme ke organisme
yang lainnya. Oleh karena itu, rantai makanan merupakan prinsip yang
menjelaskan tentang hubungan antara prosuden, konsumen, dan pengurai dalam
memperoleh makanan.
Makanan
hasil fotosintesis tersimpan dalam tubuh tumbuhan. Tubuh tumbuhan merupakan
bahan makanan bagi organisme heterotrof yang dalam ekologi digolongkan sebagai
konsumen, karena tidak dapat memproduksi sendiri. Konsumen yang pertama kali
memanfaatkan hasil fotosintesis yang ada dalam tubuh produsen adalah herbivora
menyimpan bahan-bahan organik yang berasal dari produsen di dalam sel dan
jaringan tubuhnya, jika tidak direspirasikan. Di dalam memperoleh makan itu,
terdapat hubungan antara produsen dan konsumen yaitu produsen dimakan
herbivora, herbivora dimakan oleh karnivora tingkat I, karnivor tingkat I
dimakan oleh karnivor tingkat II, dan seterusnya. Hubungan yang diuraikan itu dapat dilihat di
rantai makanan.
Produsen
konsumen I konsumen II konsumen III
·
6
|
3. Piramida Biomassa dan Piramida Energi
·
Piramida
biomassa, dapat dinyatakan
sebagai diagram yang mengambarkan perpaduan massa seluruh makhluk hidup di
habitat tertentu yang diukur dan dinyatakan dalam satuan gram.
·
Biomassa, ukuran berat materi hidup pada waktu
tertentu. Piramida ini mengelompokan individu yang memiliki tiap tingkatan
tropik berdasarkan biomassanya. Piramida ini dianggap lebih baik dari piramida
jumlah, karena hubungan kuantitatif biomassa dapat terlihat.
·
Piramida
Energi, piramida ini
didasarkan atas kecepatan aliran energi dan atau produktivitas pada tiap
tingkat tropik. Oleh karena itu, piramida ini memperlihatkan jumlah energi yang
dipindahkan dari satu tingkat ke tingkat diatasnya dalam suatu jaring makanan.
Dibandingkan kedua piramida lainnya, piramida ini merupakan piramida terbaik
dan tidak pernah terbalik yang dapat menggambarkan dinamika kehidupan dari
komponen-komponen penyusun ekosistem.
E. Siklus Biokimia Dalam Ekosistem
Suatu siklus bahan kimia, dari bagian abiotik
dalam ekosistem ke komponen
biotik, lalu diuraikan kembali menjadi
mineral, demikian seterusnya.
1. Siklus Air
Dalam siklus air terjadi empat tahap sebagai
berikut:
a. Evaporasi, Proses penguapan zat cair menjadi gas
b. Traspirasi, Pengeluaran air dari tumbuhan dalam bentuk
uap
c. Kondensasi, Proses perubahan gas menjadi cair
7
|
2. Siklus oksigen
Oksigen bebas di atmosfer, air dan didalam rongga
tanah kurang lebih 20% dari unsur yang terdapat di dalam ekosistem. Fungsi
oksigen dalam siklus biogeokimia sangat terkait dengan siklus karbon terutama
dalam proses fotosintesis dan respirasi. Pada peristiwa fotosintesis, tumbuhan
hijau akan mengeluarkan oksigen ke atmosfer sebagi produk sampingan dan akan
dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk respirasi.
3. Siklus Fosfor
8
|
Siklus fosfor lebih sederhana dan kurang
sempurna. Unsur fosfor merupakan unsur penting bagi kehidupan organisme, tetapi
di alam, persediaannya snagat terbatas. Unsur fosfor berperan penting dalam
transformasi energi pada tubuh semua makhluk hidup karena kemampuannya
membentuk ikatan kimia berenergi tinggi. Sumber terbesar unsur fosfat bukanlah
udara, tapi batu-batuan dan endapan lain yang terbentuk selama jutaan tahun
yang silam. Sumber ini secara berangsur-angsur mengalami erosi. Bersamaan
dengan itu pula senyawa fosfat dilepaskan ke dalam ekosistem. Sebagian besar
senyawa fosfat hilang ke laut dan sebagian lagi diendapkan ke laut dalam.
4. Siklus Belerang
Sulfur atau Belerang adalah salah satu unsur makro,
merupakan bagian yang esensial dari beberapa asam amino dan terdapat
bersama-sama dalam senyawa proteinpada proses sintesis protein. Sebagaimana
nitrogen, sulfur diabsorpsi sebagai ion negative, ion sulfat (SO4).
Tidak seperti nitrogen, daur dari sulfur tidak seluruhnya terjadi di atmosfer tetapi
juga tergantung pada aktivitas mikroorganisme, misalnya pada suhu ekosistem
akuatik.
5. Siklus Karbon
Senyawa karbon dalam bentuk bahan
makanan akan dipindahkan melalui rantai makanan, mengikuti pola siklus dan
aliran energi. Karbon dikeluarkan dari tubuh makhluk hidup melalui proses
respirasi. Sebagian akan kembali ke atmosfer dan sebagian akan digunakan dalam
proses fotosintesis. Pada hewan dan manusia senyawa karbon tersimpan dalam
bentuk kalsium karbonat sebagai dasar pembentukan tulang.
9
|
4. Siklus Nitrogen
Nitrat dapat diserap
oleh tumbuhan untuk mensintesis protein
melalui metabolisme. Tumbuhan menjadi makanan bagi berbagai jenis hewan. Tumbuhan
dan hewan yang mati diuraikan oleh jasad pengurai. Hasil penguraian yaitu
berupa ammonium yang akan dikeluarkan ke lingkungannya. Siklus Nitrogen dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
F. Satuan Makhluk
Hidup dalam Ekosistem
1.
Individu
Pada suatu ekosistem
akan ditemukan beberapa jenis makhluk hidup. Misalnya kamu menemukan seekor
semut dan satu batang pohon. Jumlah dengan sebutan itu menunjukkan satu makhluk
hidup sejenis yang berjumlah tunggal dan disebut individu. Individu berasal
dari bahasa Latin individuum yang artinya tidak dapat dibagi.
2.
Populasi
Populasi
adalah kumpulan individu sejenis yang berada pada suatu wilayah tertentu pada
waktu yang bersamaan. Contoh populasi di antaranya dua ekor ayam di kebun, tiga
ekor jerapah di padang rumput, sekumpulan semut di pohon jambu dan lima batang
pohon durian di kebun. Sifat populasi adalah adanya kepadatan populasi dan
perubahan jumlah populasi dari waktu ke waktu.
3.
Komunitas
10
|
4.
Ekosistem dan Biosfer
Setiap makhluk hidup yang menempati suatu tempat akan mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan yang ditempatinya. Hal ini bertujuan
agar setiap organisme mampu bertahan hidup. Hubungan timbal balik yang kompleks
antara organisme dengan lingkungannya disebut ekosistem.
Satuan makhluk hidup yang lebih besar daripada ekosistem adalah bioma.
Contoh bioma adalah bioma stepa (padang rumput), bioma hutan basah, bioma gurun
dan bioma tundra (padang lumut). Kumpulan dari berbagai macam bioma di bumi ini
membentuk sebuah sistem yang disebut biosfer.
Individu Dalam Ekosistem
Dalam mempelajari suatu organisme, tentunya
kita tidak hanya berupaya mengetahui “dimana” tempat hidup secara alami
organisme yang akan kita pelajari tadi, karena bisa saja tempat hidup alami
organisme tadi saling tumpang tindih dengan tempat hidup alami
organisme lain, atau juga merupakan tempat
hidup alami organisme lain. Adanya kerancuan ini, apabila kita pelajari lagi,
tampak lebih jelas bahwa suatu organisme dapat saja menempati makrohabitat
ataupun mikrohabitat dari ekosisrem yang sama. Terlebih lagi kalau kita melihat
dari apa peranan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan organisme yang akan
kita teliti tadi. Hal inilah yang dinyatakan sebagai relung ekologi. dari suatu
organisme.
Dengan adanya relung ekologi, setiap organisme
akan mempunyai peranan yang berlainan meskipun dalam ekosistem yang sama.
Relung ekologi juga akan menggambarkan kemampuan dari suatu organisme untuk
berinteraksi dalam ekosistem dengan berikut segala isinya, bahkan apabila
memungkinkan kita mpu ikut mengendalikan ekosistem dari lingkungan hidupnya.
11
|
Meskipun demikian, lambat laun dengan kondisi
simpatrik maupun allopatrik akan mengarah pada terbentuknya spesies baru secara
evolusi, karena dalam kondisi geografis yang tidak sama ataupun relung yang
berlainan akan menuntut organisme di dalamnya untuk selalu menyesuaikan diri,
yang bisa saja akhimya akan berlainan sama sekali dengan organisme atau spesies
yang ada sebelumnya.
Jam Biologi dan Domestikasi
Organisme-organisme mempunyai mekanisme secara
fisiologik untuk mengukur waktu, yang dikenal sebagai jam biologi (biological
clock). Secara umum jam biologi harian adalah kemampuan untuk menentukan waktu
dan mengulangi fungsi-fungsi pada setiap interval 24 jam sekalipun dalam
keadaan tanpa tergantung adanya tanda-tanda faktor fisik seperti cahaya
matahari. Jam biologi juga dikaitkan dengan periodisitas-periodisitas yang
berhubungan dengan bulan dan daur-daur musiman.
Meskipun mekanisme
terjadinya jam biologi belum jelas, tetapi terdapat dua teori yang diusulkan,
yaitu
(1)
Hipotesa waktu endogen, yaitu jam atau waktu harian
yang telah terprogram oleh tubuh organisme dan dapat mengukur tanpa adanya
petunjuk lingkungan.
(2)
Hipotesa waktu eksternal, yaitu jam atau waktu harian
dalam tubuh organisme yang bekerjanya diatur oleh tanda-tanda dari lingkungan.
Adanya “kemampuan-kemampuan” tertentu yang
dianggap bersifat menguntungkan dari suatu organisme, mengundang organisme
tersebut didomestikasi ke tempat yang diperkirakan cocok. Banyak di antara
organisme yang didomestikasi akhirnya dibudidayakan dan lambat laun mengalami
suatu perubahan sehingga bisa saja akhirnya berlainan dengan sifat aslinya
Pada peristiwa domestikasi, baik pada hewan
ataupun tanaman tidak hanya sekedar melibatkan domestikasi genetik dari suatu
spesies, melainkan juga adanya “adaptasi timbal balik” antara spesies yang
didomestikasi dengan pemelihara (domestikator) yang biasanya manusia. Sehingga
sebetulnya pada peristiwa ini terjadi dua jalur yang saling mempengaruhi yang
dapat saja membawa atau mengarah pada perubahan (ekologi dan sosial, bahkan
genetik) pada manusia maupun organisme yang dipeliharanya. Meskipun demikian,
apabila upaya domestikasi dilakukan dengan kurang perhitungan dan ceroboh
justru akan menimbulkan masalah besar, dengan lepas dan tidak terkontrolnya
organisme yvng didomestikasi ke alam bebas dan berubah menjadi hama.
12
|
Perkembangan Ekosistem
Setiap ekosistem dalam suatu wilayah selalu mengalami
perkembangan menuju ke arah keseimbangan. Perkembangan ekosistem tersebut
tergantung dari pola perkembangan komunitas yang ada di dalamnya. Secara umum
perkembangan ekosistem yang dikenal dengan suksesi ekologi ini, melalui
beberapa tahapan-tahapan perkembangan yang disebut sere. Setiap sere memberikan
ciri-ciri khas tersendiri tergantung dari jenis-jenis dominan yang ada dan
faktor pembatas fisiknya.
Sukses tidak hanya berlaku pada ekosistem
alaminya saja, melainkan iuga pada organisme hewan dan tumbuhan yang ada di
dalamnya. Bahkan dinyatakan bahwa ekosistem primer, sekunder, flora, dan fauna
dan daerah sekitar merupakan faktor utama yang memberi pengaruh terhadap
tipe-tipe pertumbuhan tumbuhan dan hewan yang mengalami suksesi baik melalui
persebaran maupun migrasi.
Terdapat tiga
hal pokok yang saling terkait dan ikut mempengaruhi lajunya perkembangan
ekosistem, yakni
1) ketersediaan sumber
daya,
2) faktor pembatas
fisik, dan
3) kemampuan dari
organismenya.
Khusus
mengenai ketersediaan sumber daya, dalam hal ini makanan/energi diberikan
penekanan tersendiri karena dapat mengarah pada kesempatan kenaikkan biomassa.
Apabila laju total fotosintesis lebih besar dari laju total respirasi maka
dapat memungkinkan kesempatan kenaikkan biomassa., dan ini disebut suksesi
autotrofik. sebaliknya bila laju total fotosintesis lebih kecil dari laju total
respirasi maka hanya akan memanfaatkan energi yang sudah ada dengan pembentukan
relung-relung ekologi yang baru, dan ini disebut suksesi heterotrofik.
Suksesi, pada tingkat perkembangan akhir
terbentuklah puncak dimana terdapat keseimbangan ekologi biomassa maksimum
dengan pola-pola simbiose yang berlangsung di dalamnya berjalan secara alami
pula. Jadi perkembangan ekosistem tidak pernah merupakan hasil perkembangan
yang terjadi begitu saja, dalam artian terjadi langsung keseimbangan ekologi
pada suatu kawasan yang baru terbentuk. Dibutuhkan satuan waktu tertentu,
tentunya dengan kemampuan daya adaptasi yang ada untuk mencapai suatu tatanan
menuju keseimbangan ekologi.
13
|
Konsep Klimaks
Setelah melalui beberapa tahapan perkembangan
ekosistem atau sere, suatu ekosistem dapat mencapai tahapan akhir klimaks atau
dapat pula dianggap sebagai puncak perkembangan ekosistem. Salah satu ciri pada
komunitas klimaks yaitu dengan tidak terdapatnya penumpukan zat organik netto
tahunan. Hal ini disebabkan karena produksi tahunan komunitas seimbang dengan
konsumsi tahunan.
Banyak ahli berpendapat bahwa iklim klimaks
pada suatu wilayah belum tentu dapat dicapai karena komunitas yang sudah
“mantap” sekalipun, karena masih menunjukkan adanya perubahan, penyesuaian dan
pembusukan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa perubahan suatu komunitas
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang terdapat dalam komunitas tersebut.
Berdasarkan hal tersebut telah dipakai kesepakatan bahwa hampir tidak mungkin
pada suatu wilayah mencapai iklim klimaks, sehingga iklim klimaks tunggal
merupakan komunitas teoritis yang dituju semua suksesi dalam perkembangan pada
suatu daerah, asalkan keadaan lingkungan fisik secara umum tidak terlalu
ekstrem sehingga dapat mampu mempengaruhi iklim lingkungan. umumnya suksesi
berakhir pada klimaks edaphik, dengan hanya terkait pada masing-masing pengaruh
faktor pembatas fisik pada wilayah setempat.
Meskipun suksesi pada suatu ekosistem untuk
dapat mencapai klimaks membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun cepat
lambatnya masih tergantung pula oleh tingkatan suksesi yang terjadi kepadanya.
secara umum terdapat dua macam ekosistem suksesi yaitu, ekosistem suksesi
primer dan ekosistem suksesi sekunder. Ekosistem suksesi primer lebih
dinyatakan pada berkembangnya ekosistem tersebut melalui substrat yang baru.
Artinya kehidupan yang ada pada ekosistem tersebut setelah perlakuan
benar-benar dimulai dari nol, dan harus dimulai dari kerja organisme pionir
dengan segala perlakuan dari faktor pembatas fisik yang ada. Sedangkan
ekosistem suksesi sekunder berkembang setelah ekosistem alami rusak total
tetapi dimulai dengan tidak terbentuk substrat yang baru, atau dapat dianggap
sebagai dimulainya kehidupan baru setelah adanya “gangguan” pada ekosistem
alami.
Mekanisme
proses terbentunya ekosistem
14
|
Namun adanya hewan herbivora akan mengundang
hewan pemakan daging (karnivora) untuk datang, misalnya ular, harimau, burung
elang dsb. Ekosistem sudah terbentuk dan berjalan seperti yang sudah
digambarkan, adanya peristiwa makan dan dimakan ( rantai makanan ) sampai
kedatangan manusia yang mengubah susunan dan fungsi ekosistem tersebut. Manusia
mulai melakukan kegiatan – kegiatan yang dapat dikatakan merusak. Yaitu
melakukan penebangan – penebangan tanaman dan perburuan terhadap binatang –
binatang yang tentu saja akan mengurangi komponen ekosistem yang ada sampai
pada puncakanya komponen ekosistem akan habis dan ekosistem akan rusak.
Proses
yang terjadi dari mula terbentuknya ekosistem tersebut sampai kondisi terakhir
yang kita ketahui.
Dari awal mula hingga akhir terbentuknya ekosistem
terjadi beberapa proses diantaranya :
I.
Pertumbuhan
populasi
Semua makhluk hidup memiliki potensi tumbuh
yang tinggi pada kondisi optimum. Di dalam ekosistem, semua komponen biotik
jumahnya akan meningkat dengan cepat secara aamiah, dan bila tidak di batasi.
Factor keahiran yang mendukung tingginya pertumbuhan populasi. Jumlah kelahiran
dan kematian mungkin berfluktuasi secara luas sebagai respon terhadap pengaruh
lingkungan yang berbeda, tetapi jumlah itu mendekati seimbang daam waktu yang
lama. Interaksi spesies, seperti predasi, kompetisi, dan herbivore akan
mengatur naik turunnya pertumbuhan populasi.
II.
Interaksi
antar spesis
Organisme tidaka dapat hidup sendirian di
alam, tetapi hidup bersama dengan organisme dari spesies lain. Mereka akan saling
berinteraksi, interaksi antar spesies ada yang bersifat positif ada juga yang
bersifat negative. Interaksi positif dintaranya simbiosis mutualisme dan
komensalisme. Interaksi negatif yaitu adanya kompetisi dan predasi.
15
|
III.
Kepunahan
Kepunahan menggambarkan ketidakmampuan
populasi di dalam suatu ekosistem untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang
berubah, juga kesuksesan evolusi popuasi yang lebih baik mampu beradaptasi
lebih baik pula. Karena itu penggantian spesies oleh spesies lain yang lebih
sukses mungkin suatu bentuk seleksi dari populasi dan bukan individu yang
membawa sifat – sifat baik.
IV.
Produksi
primer
Di sini yang dikatakan produksi primer adalah
tumbuhan yang menangkap energy sinar matahari dan mengubahnya menjadi energy
kimia dalam bentuk senyawa organic atau proses fotosintesis. Produksi primer
ekosistem darat biasanya diprakirakan dari kenaikan tahunan biomassa tubuh
tumbuhan.
V.
Aliran
energi
Fotosintesis dan produksi primer menyediakan
energy bagi komunitas. Herbivore makan tumbuh – tumbuhan, karnivora makan
hebivora, dan seterusnya karnivora dimakan karnivora yang lain, begitu
seterusnya sehinga terbentuklah rantai makanan, yaitu adanya aliran energi.
VI.
Suksesi
Suksesi adaah proses perubahan terarah yang
universal dari vegetasi dalam skala waktu ekologi. Perubahan ini merupakan
perubahan komposisi komunitas. Komunitas selalu mengalami perubahan. Biamana
komunitas terganggu, misalnya hutan ditebang untuk diambi kayunya, maka daerah
ini dengan cepat akan dihuni oleh bermacam – macam spesies yang selanjutnya
memodifikasi satu atau lebih factor lingkungan. Modifikasi lingkungan ini pada
gilirannya memungkinkan spesis baru menjadi mapan.
Apakah
Proses – proses tersebut akan terus terjadi di waktu mendatang jika tidak
terjadi gangguan pada ekosistem tersebut.
Ya, selama tidak ada gangguan baik dari dalam
maupun dari luar, dari alam maupun dari tangan manusia,maka ekosistem tersebut
akan tetap ada,tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.
16
|
Ekosistem akan dihadapkan pada perubahan
lingkungan yang berpotensi akan menyebabkan kepunahan. Perubahan
iklim,kompetitor, pemangsa dan penyakit yang merupakan tantangan. Sebab–sebab
kepunahan atau rusaknya ekosistem hutan adalah :
o
Jika
dilihat akhir – akhir ini banyak sekali manusia yang melakukan perusakan
terhadap hutan,misalnya penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian
tentu saja kondisi hutan akan memprihatinkan, tidak ada lagi hewan – hewan yang
dapat tinggal dan bernaung di dalamnya. Tidak hanya factor biotiknya yang
berpengaruh namun dampak dari hal tersebut akan dapat menimbulkan banjir karena
sudah tidak ada lagi penyerap – penyerap air saat hujan turun. Banjir yang
terjadi juga ikut merusak komponen abiotiknya, hanyutnya lapisan tanah bersama
batu-batuan.
o
Pemburuan liar secara besar - besaran yang
dapat juga menyebabkan kepunahan pada hewan– hewan dihutan.
o
Polutan.
Zat kimia beracun yang merupakan agen kepunahan baik bagi hewan maupun
tumbuhan.
Namun
apabila hutan tetap dijaga kelestariannya, maka saat ini dan di masa yang akan
datang,ekosistem hutan akan tetap ada dan terus terjaga.
G.
Tipe-Tipe Ekosistem
Secara umum
ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem
buatan.
1. Ekosistem Akuatik (air)
Air
tawar adalah hal penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri
yang murah, komponen air tawar merupakan daur higrologis dan ekosistem air
tawar merupakan sistem disporsal (pembuangan yang mudah dan murah).
17
|
Beberapa
faktor pembatas dalam ekosistem air tawar diantaranya:
1)
Kejernihan
2)
Temperatur
3)
Arus
4)
Oksigen
5)
Garam
biogenik dalam air.
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air
tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Air
tergenang. Contohnya: danau, kolam, rawa dan mangrove.
2. Air mengalir.
Contonhya: mata air, aliran sungai, dan selokan.
Habitat laut
(oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar
garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah
laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu
laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga
terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
Di daerah
dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plakton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan
secara horizontal.
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
18
|
Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan
yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
Sungai adalah suatu
badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan.
Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem
sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
Ekosistem ini
terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara
karang dan
ganggang. Herbivora seperti
siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki
pasir putih.
Adapun
manfaat terumbuh karang antara lain:
Berperan penting bagi pertumbuhan sumber daya perikanan (sebagai
feeding ground, fishing ground, spanwning ground dan nursery ground)
Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
Sebagai daya tarik wisata bahari
Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengedap kalsium
yang mengalir dari sungai ke laut
Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya.
Kedalamannya
lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.
19
|
2. Ekosistem Terestrial (darat)
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki
produktivitas tinggi.
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan
ciri iklim musim dingin yang panjang.
Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi
perdu.
20
|
Hutan hujan
tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan
200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara
satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim
yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar
matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu
sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya
antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
- Hutan Magrove
Hutan
yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara
sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan mangrove yang ada di
Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5 – 3,5 juta Ha, 18 – 23% luas
magrove di dunia dan lebih luas dari Brazil).
Adapun
fungsi ekologinya yaitu:
Sebagai
peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin, dan badai
Melindungi
daerah pantai dari bahaya abrasi
Sebagai
penyerap nutrien organik, penahan lumpur, dan perangkap sedimen
Sebagi
daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiakan ikan, udang, dan hewan liar
lainnya.
- Hutan Rawa
Hutan
rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa Sfagnum merupakan
rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang. Jenis-jenis rawa yang lain
terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi karena keadaan air dalam tanah
yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang terbesar di pantai-pantai di kepulauan
Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, dan delta sungai Citaduy
serta rawa penting di Jawa Tengah. Vegetasi yang dominan adalah enceng gondok,
teratai, pohon, bungur, dan dadap. Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus
dan tidak berdaun lebat. Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya ditemukan
babi hutan, macam-macam ulat air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
21
|
Sabana dari
daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah
hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung
musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga
terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
Padang rumput
terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm
per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air)
cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang
keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing
liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
Gurun
terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di
gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang
serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan
beberapa hewan nokturnal lain.
Hutan gugur
terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya
adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan
tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
Taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
Biasanya taiga merupakan hutan yang
tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan
basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag,
dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
22
|
Tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak
gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan
yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.
Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
- Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal
dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan
karst di Indonesia rata-rata
mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh
pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan
keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
3. Ekosistem Buatan
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem
buatan
Ekosistem
buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah
- bendungan
- hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
- agroekosistem berupa sawah tadah hujan
- sawah irigasi
- perkebunan sawit
- ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
- ekosistem ruang angkasa.
Ekosistem
kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang
eksesif seperti polusi dan panas.
23
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsep
ekologi adalah Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem yang harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan
memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem
mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya
yaitu organisme dan populasi. Dengan
demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung
mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari
bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang
terakhir manusia.
Ciri-ciri ekosistem adalah sebagai berikut:
·
Memiliki
sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi pada
ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal.
·
Populasi
makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik.
·
Terdapat
daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya.
·
Terdapat
aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
Komponen Ekosistem
terbagi menjadi dua komponen yaitu Komponen Biotik dan Komponen
Abiotik.
Ada juga Hubungan Antarkomponen Ekosistem terbagi
menjadi 3 hubungan yaitu:
·
Hubungan
Makan
·
Hubungan
Simbiosis
·
Hubungan
Kompetisi
Adapun
Energi dalam ekosistem
1.
Manifestasi Energi
2.
Rantai Makanan dan
Jaring-Jaring Makanan
·
Rantai makanan, merupakan
proses makan dan dimakan di antara organisme dengan urutan satu arah yang
mengakibatkan terjadinya perpindahan energi dari satu organisme ke organisme
yang lainnya.
·
Jaring-jaring Makanan, rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan.
24
|
3.
Piramida Biomassa
dan Piramida Energi
Suatu siklus
bahan kimia, dari bagian abiotik dalam ekosistem ke komponen biotik, lalu
diuraikan kembali menjadi mineral, demikian seterusnya. Dari sekian banyak
siklus biogeokimia, ada beberapa siklus yang sangat penting antara lain:
1.
Siklus Air
2.
Siklus oksigen
3.
Siklus Fosfor
4.
Siklus Belerang
5.
Siklus Karbon
6.
Siklus Nitrogen
Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
1.
Individu
Pada suatu ekosistem
akan ditemukan beberapa jenis makhluk hidup. Misalnya kamu menemukan seekor
semut dan satu batang pohon. Jumlah dengan sebutan itu menunjukkan satu makhluk
hidup sejenis yang berjumlah tunggal dan disebut individu. Individu berasal
dari bahasa Latin individuum yang artinya tidak dapat dibagi.
2.
Populasi
Populasi
adalah kumpulan individu sejenis yang berada pada suatu wilayah tertentu pada
waktu yang bersamaan. Contoh populasi di antaranya dua ekor ayam di kebun, tiga
ekor jerapah di padang rumput, sekumpulan semut di pohon jambu dan lima batang
pohon durian di kebun. Sifat populasi adalah adanya kepadatan populasi dan
perubahan jumlah populasi dari waktu ke waktu.
3.
Komunitas
Di kebun atau
padang rumput terdapat beberapa hewan dan tumbuhan yang hidup dalam waktu yang
bersamaan. Beberapa populasi tersebut saling berinteraksi membentuk suatu
komunitas. Suatu komunitas tersusun dari beberapa populasi yang hidup dan
saling berinteraksi dalam satu wilayah tertentu pada suatu waktu. Nama sebuah
komunitas biasanya menunjukkan makhluk hidup dominan yang menempati habitat
tersebut. Pada komunitas hutan bakau, populasi yang paling banyak adalah pohon
bakau. Begitu juga komunitas hutan bambu, populasi terbanyak adalah pohon
bambu.
4.
Ekosistem dan Biosfer
25
|
Satuan makhluk hidup yang lebih besar daripada ekosistem adalah bioma.
Contoh bioma adalah bioma stepa (padang rumput), bioma hutan basah, bioma gurun
dan bioma tundra (padang lumut). Kumpulan dari berbagai macam bioma di bumi ini
membentuk sebuah sistem yang disebut biosfer.
Secara umum
ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
1. Ekosistem Akuatik (air)
Meliputi Ekosistem sungai, Ekosistem
air tawar, Ekosistem
air laut, Ekosistem
estuari, Ekosistem
pantai, Ekosistem
terumbu karang,
Ekosistem
laut dalam, dan Ekosistem
lamun.
2. Ekosistem Terestrial (darat)
Meliputi Hutan hujan tropis, Hutan Magrove, Hutan Rawa, Sabana, Padang rumput, Gurun, Hutan gugur, Taiga, Tundra, Karst (batu gamping /gua).
3. Ekosistem Buatan
Contoh
ekosistem buatan adalah bendungan, hutan
tanaman produksi seperti jati dan pinus, agroekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi,
perkebunan sawit, ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
B. Saran
Jangan
sampai pembuatan makalah ini, hanya dijadikan sebagai pajangan saja yang hanya
sekedar dilihat. Namun yang seharusnya kita lakukan yaitu:
1)
Sebagai mahasiswa seharusnya kita
lebih memperdalam ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya.
2)
Di harapkan lebih menyempurnakan
makalah ini.
3)
Mahasiswa harus menjadi center
learning student dalam perkuliahan sehingga mahasiswa dapat menjadi mahasiswa
yang kreatif.
26
|
DAFTAR PUSTAKA
27
|
terima kasih ya atas tulisannya semoga bermanfaat bagi kita semua
BalasHapussalam super
baca inspirasi sukses di web dibawah ini
http://suksesbisniski.blogspot.com/